Bahagiayang sejati hanya terdapat di dalam Allah, sebab Dialah yang memenuhi segala kebutuhan hidup manusia. 2. Kebahagiaan dalam Ajaran Buddha menurut Budhha Dhamma. Kondisi bahagia selalu ada dalam situasi apa pun dan inilah yang senantiasa dikejar oleh manusia pada umumnya. Manusia ingin hidup bahagia, tenang, tenteram, damai dan sejahtera.
Dhammapada bahasa Pali atau Dharmapada bahasa Sanskerta merupakan salah satu kitab suci Agama Buddha dari bagian Khuddaka NikÄya, yang merupakan salah satu bagian dari Sutta Pitaka. Dhammapada terdiri dari 26 vagga bab atau 423 bait. Bab 1 YAMAKA VAGGA 2 APPAMADA VAGGA 3 CITTA VAGGA 4 PUPHA VAGGA 5 BALA VAGGA 6 PANDITA VAGGA 7 ARAHANTA VAGGA 8 SAHASSA VAGGA 9 PAPA VAGGA 10 DANDA VAGGA 11 JARA VAGGA 12 ATTA VAGGA 13 LOKA VAGGA 14 BUDDHA VAGGA 15 SUKHA VAGGA 16 PIYA VAGGA 17 KODHA VAGGA 18 MALA VAGGA 19 DHAMMATTHA VAGGA 20 MAGGA VAGGA 21 PAKINNAKA VAGGA 22 NIRAYA VAGGA 23 NAGA VAGGA 24 TANHA VAGGA 25 BHIKKHU VAGGA 26 BRAHMANA VAGGA YAMAKA VAGGA Bab pertama ini berisikan Syair-syair Kembar, terdiri atas dua puluh ayat sebagai berikut. Segala perbuatan buruk didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran tidak suci, penderitaan pun akan mengikuti, seperti roda pedati mengikuti jejak kaki lembu yang menariknya. 1 Segala perbuatan baik didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila sesseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran suci, kebahagiaan pun akan mengikuti, seperti bayang-banyang tak pernah meninggalkan dirinya. 2 āIa menghinaku, ia memukulku, ia mengalahkanku, ia merampas milikku,ā ā kebencian dalam diri mereka yang diracuni pikiran-pikiran seperti itu, tak akan pernah berakhir. 3 āIa menghinaku, ia memukulku, ia mengalahkankanku, ia merampas milikku,ā ā kebencian dalam diri mereka yang telah bebas dari pikiran-pikiran seperti itu, akan segera berakhir. 4 Kebencian tak dapat dipadamkan dengan kebencian. Hanya sikap tidak membenci yang dapat mengakhirinya. Inilah hukum yang abadi. 5 Banyak orang tidak menyadari, bahwa dalam permusuhan mereka akan binasa. Bagi yang telah sadar, segala permusuhan pun segera diakhiri. 6 Mara menjerat orang yang hidupnya hanya mencari kesenangan, indra-indrianya tak terkendali, makan berlebihan, bermalas-malas, dan lemah hati, seperti angin yang menumbangkan pohon yang lapuk. 7 Mara tak berdaya menjerat orang yang pikirannya tidak terikat oleh kesenangan-kesenangan, indria-indrianya terkuasai, makannya sederhana, penuh keyakinan, dan tekun merenungkan āketidaksucianā, seperti angin tak mampu menggoyahkan sebuah gunung batu. 8 Orang yang belum terbebas dari noda, yang tak mampu mengendalikan diri, dan tidak mengerti kebenaran, tidaklah layak mengenakan jubah kuning. 9 Sesungguhnya ia yang telah membuang segala noda, berkelakuan baik, diberkahi pengendalian diri dan kebenaran, yang layak mengenakan jubah kuning. 10 Mereka yang membayangkan ketidakbenaran sebagai Kebenaran, dan menganggap Kebenaran sebagai ketidakbenaran,-mendasarkan dirinya pada pikiran keliru dan tak pernah dapat melihat Kesunyataan. 11 Tapi mereka yang mengetahui Kebenaran sebagai Kebenaran, dan ketidakbenaran sebagai ketidakbenaran,-mendasarkan dirinya pada pikiran benar sehingga dapat melihat Kesunyataan. 12 Seperti hujan menembus rumah beratap tipis, begitulah nafsu dengan mudah merasuk ke dalam pikiran yang tidak terlatih. 13 Seperti hujan tidak dapat menembus rumah beratap kuat, begitulah nafsu tak kuasa merasuk ke dalam pikiran yang terlatih. 14 Di sini ia menderita, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kejahatan menderita di kedua alam, dan merana melihat hasil perbuatan buruknya. 15 Di sini ia berbahagia, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kebajikan berbahagia di kedua alam, terlebih lagi setelah melihat hasil perbuatan baiknya. 16 Di sini ia bersedih, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kejahatanbersedih hati di kedua alam. Ia bersedih mengingat kejahatan yang telah dilakukannya, terlebih lagi setelah jatuh ke dalam penderitaan. 17 Di sini ia bergembira, begitu pula di alam berikutnya. Pembuat kebajikan bergembira di kedua alam. Ia bergembira mengingat kebajikan yang telah dilakukannya, terlebih lagi setelah mengecap kebahagiaan. 18 Orang yang meskipun banyak membaca kitab suci, tapi tidak berbuat sesuai Ajaran, seperti gembala yang menghitung sapi milik orang lain, tidak akan beroleh manfaat Kehidupan suci. 19 Orang yang meskipun sedikit membaca kitab suci, tapi berbuat sesuai Ajaran, menyingkirkan nafsu, kebencian, dan kebodohan, memiliki Pengetahuan benar, batin yang bebas, dan tidak terikat pada kehidupan sekarang maupun yang akan datang; akan beroleh manfaat Kehidupan suci. 20 APPAMADA VAGGA Berisikan sabda-sabda Buddha Gotama tentang Kesadaran. CITTA VAGGA Bab ini berisikan kotbah Buddha tentang Pikiran. PUPHA VAGGA Pupha Vagga membahas tentang Bunga-bunga. BALA VAGGA Bab tersebut berisi syair Orang-orang Dungu. PANDITA VAGGA Bab keenam ini berisi tentang Orang Bijaksana. ARAHANTA VAGGA Bab Arahanta Vagga berisi bait Arahat. SAHASSA VAGGA Sahassa Vagga juga dikenal membahas topik Beribu-ribu. PAPA VAGGA Papa Vagga memaparkan tentang Kejahatan. DANDA VAGGA Bab kesepuluh ini berisi bait Hukuman. JARA VAGGA Topik Usia Tua dibahas dalam bab tersebut. ATTA VAGGA Bait mengenai Diri Sendiri tertulis dalam bab ini. LOKA VAGGA Loka Vagga membahas tentang Dunia. BUDDHA VAGGA Bait-bait tentang Buddha terdapat dalam bab keenam-belas ini. SUKHA VAGGA Ayat-ayat Kebahagiaan terangkum dalam Sukha Vagga. PIYA VAGGA Piya Vagga berisikan ayat-ayat Cinta Kasih. KODHA VAGGA Vagga ini membahas tentang Kemarahan. MALA VAGGA Mala Vagga berisi ayat Noda-noda. DHAMMATTHA VAGGA Topik mengenai Orang Adil terdapat dalam bab ini. MAGGA VAGGA Ayat Sang Jalan tertulis dalam Magga Vagga. PAKINNAKA VAGGA Pakinnaka Vagga merangkum ayat Bunga Rampai. NIRAYA VAGGA Pembahasan Neraka terdapat dalam vagga tersebut. NAGA VAGGA Naga Vagga berisi tentang Syair-syair Gajah. TANHA VAGGA Nafsu Keinginan diulas dalam Tanha Vagga. BHIKKHU VAGGA Vagga kedua-puluh-lima ini berisi tentang Bhkikkhu atau Pertapa. BRAHMANA VAGGA Bab terakhir Dhammapada ini mengulas topik Brahmana. Referensi Istilah-Istilah Bab-1, Syair-syair Kembar, yamaka vagga] Bab-2, Kewaspadaan, [appamada vagga] Bab-3, Pikiran, citta vagga] Bab-4, Bunga-bunga, [puppha vagga] Bab-5, Orang Bodoh, [bala vagga] Bab-6, Orang Bijaksana, [pandita vagga] Bab-7, Arahat, [arahanta vagga] Bab-8, Ribuan, [sahassa vagga] Bab-9, Kejahatan, [papa vagga] Bab-10, Hukuman, [danda vagga] Bab-11, Usia Tua, [jara vagga] Bab-12, Diri Sendiri, [atta vagga] Bab-13, Dunia, [loka vagga] Bab-14, Buddha, [buddha vagga] Bab-15, Kebahagiaan, [sukha vagga] Bab-16, Kecintaan, [piya vagga] Bab-17, Kemarahan, [kodha vagga] Bab-18, Noda-noda, [mala vagga] Bab-19, Orang Adil, [dhammattha vagga] Bab-20, Jalan, [magga vagga] Bab-21, Bunga Rampai, [pakinnaka vagga] Bab-22, Neraka, [niraya vagga] Bab-23, Gajah, [naga vagga] Bab-24, Nafsu Keinginan, [tanha vagga] Bab-25, Bikkhu, [bhikkhu vagga] Bab-26, Brahmana, brahmana vagga]
Saį¹yuttaNikÄya. Kelompok Khotbah tentang MÄra. 4.7. Tidur. Pada suatu ketika, Sang BhagavÄ sedang menetap di RÄjagaha di Hutan Bambu, di Taman Suaka
Thisis very much like the wheel of a cart following the hoofs of the ox yoked to the cart. The cart-wheel, along with the heavy load of the cart, keeps following the draught oxen. The animal is bound to this heavy load and cannot leave it. Verse 2. Happiness Follows The Doer of Good.
DhammapadaBab 1 Yamaka Vagga syair 1. Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
Home/ Artikel / Kesiapan Mental Dalam Menghadapi Pandemi Dari Perspektif Agama Buddha
MenaklukkanSifat Iri Hati. (By: Bht. Kusalasarano). AyasÄ'va malaį¹ samuį¹į¹hitaį¹, taduį¹į¹hÄya tam'eva khÄdati Evaį¹ atidhonacÄrinaį¹, saka kammÄni nayanti
. 426 407 111 187 114 451 360 234
syair dhammapada tentang kebahagiaan